Jakarta- Aktivis Peningkatan Sumber Daya Manusia (PESDAM) Republik Indonesia (RI) Risky Syaifulloh meminta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi (Pol) Listyo Sigit Prabowo untuk berkomitmen, konsisten, dan konsekuen dengan Presisi.
Utamanya, dalam memberantas praktik mafia di tubuh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) saat ini. Sebagai informasi, Presisi merupakan akronim dari prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
“Semua rangkaian kasus besar yang melibatkan para oknum level rendah hingga petinggi Polri menunjukan adanya mafia di tubuh Polri saat ini. Seharusnya tidak ada tempat bagi mafia dalam bentuk dan sifat apa pun,” ujar Risky.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataan tersebut dia sampaikan menanggapi banyaknya oknum kepolisian yang menolak laporan warga terkait adanya Pencurian BBM, Pertambangan Ilegal, Peredaran obat terlarang dan Perjudian.
Menurut Risky, ada dugaan permainan petinggi Polri yang sudah menerima suap dari beberapa mafia sehingga laporan warga tidak di gubris, Ini sudah mempertontonkan bahwa Polri sudah menjadi pembackup para mafia.
Risky berharap semua peristiwa yang telah mencoreng institusi Polri dapat di jadikan alasan oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk segera melakukan perbaikan secara utuh dan menyeluruh.
“Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, Polri perlu melakukan perbaikan institusi secara utuh menyeluruh, mereformasi,” imbuh Aktivis Pesdam yang juga Pengawas Eksternal Polri.
Tak lupa, Risky memberikan apresiasi terhadap upaya yang sudah dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam menindak para perwira tinggi di tubuh Polri.
Pada kesempatan itu, Risky mengatakan bahwa Polri harus menjadi garda terdepan serta benteng pelindung bagi masyarakat dan generasi muda dari kejahatan narkoba dan judi. “Bukan mereka (anggota Polri) justru menjadi pelaku kejahatan tersebut,” ucapnya.
“Beberapa waktu lalu ada oknum jenderal, berpangkat Irjen bersama tiga anak buahnya yang juga polisi aktif ditangkap karena memperdagangkan barang bukti sitaan berupa sabu,” jelas Risky.
Sebelumnya, kata dia, juga terjadi peristiwa perampokan sepeda motor warga oleh tiga oknum bintara Polri di Sumut.
“Kejadian ini yang baru terungkap kepermukaan dan saya meyakini lebih banyak yang belum diungkap. Ada apa ini, menunggu lagi viral dulu? miris dan memalukan,” pungkasnya. (SAMSUL)