Sultan Daulat — Desa Darul Makmur, Kecamatan Sultan Daulat, menunjukkan komitmen kuat dalam membangun ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program ternak kambing Etawa. Program ini tidak hanya menjadi kegiatan peternakan biasa, tetapi telah dirancang sebagai strategi terpadu yang menggabungkan pembangunan infrastruktur desa dengan penguatan ekonomi berbasis komunitas.
Sebanyak 21 ekor kambing Etawa telah diserahkan pada Senin, 15 Juli 2025, kepada Kelompok Tani Perempuan (TPK) Desa Darul Makmur, yang diketuai oleh Sunawan, tokoh yang dipilih langsung oleh warga. Kepala Desa Darul Makmur, Raja Mula Sambo, menyampaikan bahwa inisiatif ini bertujuan meningkatkan penghasilan masyarakat sekaligus menambah Pendapatan Asli Desa (PAD). Ia optimistis, program ini akan berkembang secara berkelanjutan. Dalam tahap awal, induk kambing akan diternakkan hingga melahirkan, dan nantinya setiap kepala keluarga direncanakan akan menerima satu ekor kambing. Mekanisme distribusi, apakah melalui sistem undian atau musyawarah, akan ditentukan secara partisipatif oleh warga dalam forum desa.
Keberhasilan inisiatif ini tidak lepas dari dukungan aparat keamanan yang turut aktif mendampingi masyarakat. Kanit Reskrim Polsek Sultan Daulat, Aipda Adi Prayudi, SH, dikenal sebagai pelopor budidaya kambing Etawa di wilayah tersebut. Kehadiran dan dukungan moral dari beliau dinilai memberi semangat tambahan bagi warga. Camat Sultan Daulat, Samsir Nazir, SE, bahkan menyebut Aipda Adi sebagai teladan dalam pengembangan ternak Etawa di tingkat kecamatan. Di samping itu, Bhabinkamtibmas A. Boang Menalu juga terus memberikan bimbingan teknis dan motivasi di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program ini juga sejalan dengan visi “One Village, One Product” yang dicanangkan pemerintah desa. Pemilihan kambing Etawa bukan tanpa alasan. Jenis ternak ini dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi, baik dari sisi penjualan daging maupun hasil susu yang memiliki nilai gizi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Kepala Desa Raja Mula Sambo menekankan pentingnya keberlanjutan. Ia menyebut bahwa semua aspek program dirancang agar ramah lingkungan. Limbah ternak akan dimanfaatkan sebagai pupuk organik, dan pola pemeliharaan disesuaikan dengan ekosistem lokal desa.
Langkah yang diambil Desa Darul Makmur mendapat apresiasi dari Camat Sultan Daulat. Menurut Samsir Nazir, SE, program ini berpotensi menjadi proyek percontohan bagi desa-desa lain di kecamatan tersebut. Ia menilai pendekatan ekonomi berbasis komunitas ini tidak hanya menciptakan ketahanan pangan lokal, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi rumah tangga. Dari sisi ekonomi, analisis awal menunjukkan bahwa budidaya kambing Etawa memiliki margin keuntungan yang baik, dengan biaya operasional yang relatif rendah dan nilai jual hasil ternak yang kompetitif. Permintaan susu kambing yang terus meningkat di pasar lokal menjadi indikator bahwa produk ini memiliki daya saing yang menjanjikan.
Faktor pendukung lain yang memperkuat program ini adalah tersedianya infrastruktur desa yang memadai. Pemerintah desa telah memperbaiki jalan usaha tani guna memudahkan akses ke lokasi peternakan serta mempercepat mobilitas hasil pertanian dan perkebunan. Menurut Raja Mula Sambo, infrastruktur yang baik adalah fondasi penting bagi kemajuan ekonomi desa. Ia meyakini bahwa pembangunan fisik harus dibarengi dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata.
Transformasi Desa Darul Makmur menuju desa produktif dan mandiri mulai menunjukkan hasil. Pemerintah desa juga membuka diri terhadap evaluasi rutin dan menerima masukan dari masyarakat, akademisi, maupun media sebagai bagian dari proses transparansi dan penyempurnaan kebijakan. Program kambing Etawa bukan sekadar peternakan, tetapi simbol bahwa desa mampu merancang masa depannya sendiri, berbasis potensi lokal dan kolaborasi lintas sektor. Dengan pendekatan seperti ini, Darul Makmur mengukuhkan diri sebagai salah satu desa yang tidak hanya membangun fisik, tetapi juga menumbuhkan harapan dan kesejahteraan bersama. (*)