Bireuen – Dalam rangka mewujudkan sekolah ramah lingkungan, dosen dan mahasiswa Universitas Almuslim, khususnya prodi Ilmu Lingkungan Fakultas Teknik melakukan edukasi lingkungan di SMA Negeri 2 Bireuen.
Kegiatan yang dikemas dalam program pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Sekolah melalui Edukasi Lingkungan dan Penanaman Pohon pada Sekolah Adiwiyata untuk Mewujudkan Lingkungan Berkelanjutan, dipusatkan pada SMA negeri 2 Bireuen, Senin (2/6/2025).
Kegiatan dibuka Wakil Bupati Bireuen, Ir. Razuardi, MT pada kesempatan tersebut sabgat mengapresiasi atas inisiatif perguruan tinggi dalam menciptakan ruang hidup yang sehat melalui jalur pendidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami melihat peran aktif kampus seperti Universitas Almuslim sebagai penggerak perubahan sosial. Ini bukan hanya kegiatan akademis, tetapi bagian dari solusi jangka panjang untuk lingkungan kita,” ujar Ir. Razuardi, MT.
Mantan Sekda Aceh Tamiang ini
juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam mengarusutamakan kesadaran ekologis di satuan pendidikan.
Kemudian Maysa Fitri, S.ST., M.T., selaku Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Fakultas Teknik Umuslim disela-sela kegiatan pengabdian menjelaskan, kegiatan dirancang tidak hanya sebagai bentuk pengabdian, tetapi juga sebagai upaya strategis untuk membangun budaya cinta lingkungan di sekolah.
Program ini tidak sekadar aksi tanam pohon, tetapi juga melibatkan penyusunan green action plan sebagai panduan berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan sekolah.
“Menanam pohon adalah simbol, tetapi yang lebih penting adalah menanam kesadaran dan komitmen. Melalui pendekatan ini, kami ingin sekolah menjadi aktor utama dalam perubahan lingkungan lokal,” jelas Maysa Fitri.
Kemudian salah seorang dosen yang terlibat program tersebut Dr. Cut Azizah, S.T., M.T., CEIA, mengatakan keterlibatan langsung di lapangan menjadi pengalaman bermakna, baik bagi siswa maupun tenaga pendidik.
“Kami belajar dari siswa, mereka pun belajar dari kami. Interaksi ini membentuk ekosistem pembelajaran yang kontekstual dan hidup,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga memberikan ruang pembelajaran lapangan yang otentik bagi mahasiswa Universitas Almuslim. Mereka bertindak sebagai fasilitator dalam edukasi lingkungan, pendamping teknis penanaman, hingga penyusun kegiatan reflektif bersama siswa.
Sedangkan Ir. Richard Mareno, S.T., M.T., IPP., salah satu dosen pendamping, menyampaikan bahws peran mahasiswa dalam kegiatan ini sangat penting sebagai agen perubahan yang menyatu dengan masyarakat.
“Kami berharap kegiatan ini jadi pemantik. Ini bukan akhir, tapi awal dari gerakan. Program ini layak dikembangkan ke lebih banyak sekolah di Bireuen,” ujar Ir. Richard Mareno.(ZK)