Kutacane – Langit Aceh Tenggara berselimut harapan baru di usia ke-51 tahun. Di antara spanduk ucapan dan gema perayaan, suara seorang anak negeri bergema lebih dalam dari sekadar kata “Dirgahayu.” Fitra Handika Selian, Ketua Umum DPD Mabes News Aceh Tenggara, tak sekadar menyampaikan ucapan selamat, tetapi juga menyuarakan panggilan hati: mari kembali ke akar, merajut ulang identitas Aceh Tenggara sebagai daerah yang bersih dari narkoba, bersatu dalam keberagaman, dan bermartabat dalam pembangunan.
“Usia 51 tahun bukan sekadar angka. Ini usia kedewasaan. Saatnya kita bertanya pada diri sendiri: apa warisan yang sedang kita bangun? Apa yang kita siapkan untuk generasi yang datang setelah kita?” ungkap Fitra, Rabu (19/6/2025), dengan nada reflektif.
Fitra mengajak masyarakat untuk menjadikan peringatan ini bukan hanya ajang selebrasi, tetapi juga momentum kontemplasi. Menurutnya, banyak tantangan yang sedang dihadapi Aceh Tenggara, namun tak ada yang lebih berbahaya dari merosotnya moral generasi muda akibat narkoba dan apatisme sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita bisa bangun gedung megah, jalan lebar, kantor canggih. Tapi kalau anak-anak kita tumbuh dalam kecanduan, dalam lingkungan yang lemah dan tidak sehat, maka semua itu hanya hiasan. Daerah ini tidak boleh hanya indah di luar, tapi harus kuat dari dalam,” kata Fitra tegas.
Sebagai tokoh muda sekaligus pemimpin media, Fitra percaya bahwa kekuatan sebuah daerah terletak pada manusianya. Ia menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat—pemerintah, tokoh agama, guru, pemuda, dan media—untuk bersama-sama menjaga benteng moral dan budaya daerah.
“Aceh Tenggara tidak boleh kalah. Kita punya akar, punya nilai, dan punya sejarah panjang yang mulia. Narkoba dan kejahatan sosial adalah ancaman serius. Jangan beri ruang. Kita harus bersatu, bergerak, dan saling jaga,” imbuhnya.
Fitra juga menekankan bahwa media lokal seperti Mabes News memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya memberitakan, tetapi menghidupkan semangat perubahan. Ia menyebutkan bahwa media bukan hanya pembawa kabar, tetapi bagian dari gerakan sosial yang mendorong masyarakat untuk berpikir, peduli, dan bertindak.
“Kami di Mabes News percaya, perubahan dimulai dari kesadaran. Kita akan terus menyuarakan pesan-pesan kebaikan, menyentuh hati pembaca, dan mengangkat isu-isu yang penting untuk masa depan daerah ini,” katanya.
Dalam suasana peringatan HUT, Fitra tak lupa menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin dan pendiri Aceh Tenggara yang telah meletakkan fondasi. Namun ia menegaskan bahwa estafet pembangunan harus terus dilanjutkan dengan kejujuran, integritas, dan semangat gotong royong.
“Aceh Tenggara adalah rumah kita bersama. Jangan kita kotori dengan kepentingan sempit. Jangan biarkan generasi kita hilang arah. Mari kita rawat rumah ini dengan cinta, bukan sekadar kata,” tutup Fitra, penuh harap.
Kini, di usia ke-51, Aceh Tenggara bukan hanya mencatat sejarah, tetapi sedang menuliskannya kembali. Lewat suara-suara seperti Fitra Handika Selian, peringatan HUT menjadi lebih dari seremoni—ia menjadi seruan untuk bangkit, untuk bersatu, dan untuk menjadikan tanah ini benar-benar bermakna bagi setiap jiwa yang hidup di dalamnya. (red)