Subulussalam | TeropongBarat.co — Transformasi digital di sektor pemerintahan kembali membuahkan hasil positif. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Subulussalam mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan dari BKPSDM Provinsi Aceh atas keberhasilannya mengembangkan inovasi digital dalam pembelajaran bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Penghargaan prestisius tersebut diserahkan dalam sebuah seremoni resmi yang digelar di Royal Idi, Kabupaten Aceh Timur, pada Kamis (19/6/2025). BKPSDM Subulussalam dinilai berhasil menciptakan perubahan signifikan dalam sistem peningkatan kapasitas ASN melalui program unggulannya yang diberi nama TAKSI atau Peningkatan Kompetensi ASN.
TAKSI merupakan sebuah Learning Management System (LMS) berbasis daring yang dirancang secara khusus untuk menjawab tantangan klasik pelatihan ASN, seperti keterbatasan anggaran, hambatan geografis, hingga kesenjangan akses antarwilayah. Melalui platform ini, ASN dapat mengikuti pelatihan kapan saja dan di mana saja tanpa harus meninggalkan tugas pokok dan fungsi mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala BKPSDM Subulussalam, Rano Saraan, SE, dalam keterangannya kepada TeropongBarat.co pada Jumat (20/6/2025), menyampaikan bahwa inovasi TAKSI bukan hanya sebuah terobosan teknologi, tetapi merupakan wujud komitmen untuk membangun birokrasi yang lebih adaptif, responsif, dan profesional.
“Inovasi ini bukan sekadar soal teknologi. Ini tentang masa depan birokrasi yang adaptif, responsif, dan profesional,” tegas Rano.
Menurut Rano, sistem TAKSI memungkinkan pelatihan dilakukan secara mandiri namun tetap terstruktur. ASN cukup memiliki perangkat dasar seperti gawai atau komputer dan koneksi internet untuk dapat mengakses berbagai materi pelatihan yang telah dikurasi sesuai kebutuhan jabatan dan kompetensi. TAKSI juga dilengkapi fitur evaluasi berbasis data, dengan dasbor pemantauan yang memungkinkan pimpinan instansi melakukan peninjauan progres secara real-time dan objektif.
Lebih jauh, Rano menegaskan bahwa program ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait upaya digitalisasi birokrasi dan efisiensi anggaran, terutama dalam hal pengurangan biaya perjalanan dinas yang selama ini menjadi beban dalam pelaksanaan pelatihan tatap muka.
“Melalui LMS, kita memangkas biaya, tapi tidak mengorbankan mutu. Bahkan, justru memperluas akses dan efektivitas,” jelasnya.
Salah satu keunggulan dari program TAKSI adalah inklusivitasnya. ASN yang bertugas di daerah terpencil atau perbatasan kini memiliki akses yang sama terhadap pelatihan dan peningkatan kapasitas sebagaimana ASN di wilayah perkotaan. Tak hanya itu, sistem ini juga memungkinkan personalisasi pembelajaran berdasarkan profil dan kebutuhan individu ASN, sehingga tidak ada lagi pendekatan pelatihan yang bersifat seragam atau ‘satu ukuran untuk semua’.
Prestasi yang diraih BKPSDM Subulussalam ini menjadi simbol keberhasilan daerah dalam merancang dan mengimplementasikan program digital yang berdampak nyata bagi peningkatan kinerja pemerintahan. Inovasi ini dinilai dapat menjadi role model nasional dalam transformasi pembelajaran ASN yang berbasis teknologi dan data.
“Langkah kecil dari daerah, jika dilakukan dengan komitmen besar, akan memberi dampak nasional. TAKSI adalah buktinya,” tutup Rano dengan optimisme.
Penghargaan ini bukan hanya menjadi pengakuan atas kerja keras BKPSDM Subulussalam, tetapi juga menjadi motivasi bagi pemerintah daerah lainnya untuk berinovasi dan memanfaatkan teknologi dalam memperkuat kapasitas SDM aparatur. TAKSI kini bukan sekadar nama program, tapi telah menjelma sebagai simbol perubahan menuju birokrasi yang modern, efisien, dan berpihak pada pelayanan publik yang berkualitas.
Reporter: Anton Tin
Redaksi: TeropongBarat.co