Kutacane, Teropong Barat — Setelah delapan hari dalam pelarian, pelaku pembunuhan sadis yang merenggut lima nyawa sekaligus dan menyebabkan satu korban lainnya kritis akhirnya berhasil ditangkap pihak kepolisian. Penangkapan dilakukan di Desa Salim Pinim, Kecamatan Tanoh Alas, Kabupaten Aceh Tenggara, Senin malam (23/6/2025), sekitar pukul 21.12 WIB.
Pelaku dikenal sangat kejam dan tak menunjukkan rasa kemanusiaan dalam aksinya. Tragedi mengerikan ini menyisakan luka mendalam di tengah masyarakat Aceh Tenggara, khususnya di Desa Uning Segugur, Kecamatan Babulrahmah, tempat kejadian berlangsung pada Senin, 16 Juni 2025.
Momen penangkapan pelaku terjadi bertepatan dengan kegiatan Bakti Kesehatan Donor Darah yang sedang dilaksanakan oleh jajaran Polres Aceh Tenggara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-78. Meski tengah disibukkan dengan kegiatan sosial kemanusiaan tersebut, aparat berhasil menindaklanjuti informasi intelijen dan bergerak cepat ke lokasi persembunyian pelaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Usai penangkapan, situasi di seputaran Mapolres Aceh Tenggara di Kutacane berubah tegang. Ratusan warga yang emosi dan geram terhadap aksi pelaku mendatangi Mapolres pada malam itu. Mereka berkerumun di depan gedung, mendesak pihak kepolisian untuk memberikan penjelasan terbuka dan meminta keadilan ditegakkan seadil-adilnya.
Pihak kepolisian pun memperketat penjagaan di lingkungan Mapolres. Garis polisi dan barikade pengamanan dipasang untuk menghindari potensi kericuhan. Hingga kini, pihak berwenang belum memberikan informasi detail mengenai identitas maupun motif lengkap dari pelaku yang disebut sangat sadis itu.
Sebelum pelaku berhasil ditangkap, pihak kepolisian terlebih dahulu mengamankan ayah kandung pelaku. Penangkapan terhadap ayah pelaku dilakukan pada Minggu (22/6/2025), sehari sebelum pelaku utama diringkus. Diduga, penahanan terhadap orang tua pelaku menjadi bagian dari strategi penyelidikan yang akhirnya berhasil mempersempit ruang gerak dan lokasi pelarian pelaku utama.
Tragedi berdarah yang menewaskan lima orang itu sempat menggemparkan publik dan memicu gelombang kecaman dari berbagai kalangan. Sejumlah tokoh masyarakat, pemuka adat, dan aktivis sosial mendesak agar pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Warga juga berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan aparat penegak hukum lebih sigap dalam menjaga keamanan daerah.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konferensi pers resmi dari pihak Polres Aceh Tenggara. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa proses penyidikan terhadap pelaku sedang berlangsung secara intensif. Polisi juga masih melakukan pengembangan untuk mengetahui apakah ada pihak lain yang terlibat dalam pembunuhan tersebut atau yang turut membantu pelarian pelaku selama delapan hari.
Masyarakat kini menanti transparansi proses hukum yang akan dijalankan terhadap pelaku, serta langkah-langkah pengamanan tambahan agar situasi tetap kondusif, terutama di wilayah-wilayah terdampak seperti Desa Uning Segugur dan sekitarnya.
Laporan : Sadikin