Jurnalis di Aceh Tenggara Kecewa, Anggaran Media Tak Kunjung Jelas

TEROPONG BARAT

- Redaksi

Selasa, 15 Juli 2025 - 00:54 WIB

4073 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kutacane Kekecewaan mewarnai suara sejumlah jurnalis di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) terkait ketidakjelasan pembayaran anggaran media cetak dan iklan pemerintah daerah. Hingga pertengahan tahun 2025, belum ada kejelasan ihwal pencairan anggaran tersebut, yang dinilai menjadi bentuk ketidakpedulian pemerintah terhadap keberlangsungan ekosistem media lokal.

Pada Senin, 14 Juli 2025, seorang jurnalis media cetak yang enggan disebutkan namanya menuturkan kepada wartawan bahwa kondisi ini telah berlangsung hampir dua tahun. Ia menyebut salah satu titik perhatian adalah bagian keuangan Sekretariat DPRK Aceh Tenggara, yang dinilainya mengalami stagnasi, bahkan “identik mati suri”.

“Sudah hampir dua tahun tidak ada tanda-tanda pembayaran dari lembaga itu. Kami berkali-kali menanyakan, tapi tidak pernah ada kejelasan. Bahkan pimpinan redaksi kami sudah beberapa kali mendapat sanksi dari kantor pusat karena anggaran tidak jalan,” ungkapnya dengan nada kecewa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, lebih dari sepuluh jurnalis di Aceh Tenggara telah menanyakan langsung ke lembaga terkait, namun tidak memperoleh jawaban pasti. Ketidakpastian ini tidak hanya berdampak pada media secara kelembagaan, tetapi juga terhadap nasib para jurnalis yang menggantungkan sebagian penghasilan mereka dari kerja sama media dengan pemerintah.

“Kami tadinya berharap dengan pemerintahan baru ada perbaikan, minimal perhatian terhadap media. Tapi sekarang yang ada justru kami seperti diabaikan, semuanya tidak jelas,” lanjutnya.

Masalah tidak berhenti pada satu titik. Di berbagai satuan kerja pemerintahan daerah lainnya pun, para jurnalis melaporkan situasi serupa. Tidak ada kejelasan mengenai pelunasan kerja sama iklan ataupun publikasi media. Logo pemerintahan yang semula digadang-gadang membawa perubahan dan transparansi, kini justru dinilai menjadi simbol kekecewaan.

“Kami memilih karena berharap, tapi yang kami dapat malah luka. Kalau begini terus, media lokal bisa mati pelan-pelan. Ini bukan hanya soal iklan, ini soal keberlangsungan informasi publik di daerah,” tambah narasumber tersebut.

Upaya konfirmasi kepada Bupati Aceh Tenggara, menurut jurnalis itu, sudah berulang kali dilakukan. Namun setiap usaha komunikasi yang dilakukan, baik melalui jalur resmi maupun informal, tidak membuahkan hasil riil.

Sementara itu, bagian keuangan Sekretariat DPRK Aceh Tenggara ketika dikonfirmasi oleh media ini, justru memberikan respons yang mengejutkan. Seorang petugas keuangan disebut melarang awak media untuk kembali datang melakukan konfirmasi.

“Kalau mau masuk ke sini, jangan lagi. Kami tidak terima media,” ucapnya sebagaimana ditirukan oleh narasumber.

Kepala Keuangan Aceh Tenggara, Syukur Karo-Karo, saat dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, menjawab singkat bahwa saat ini tidak ada dana yang tersedia untuk pembayaran media.

“Uangnya nggak ada. Kalau ada pun itu dipakai dulu untuk dana desa,” tulis Syukur sebagaimana disampaikan ulang oleh jurnalis yang bersangkutan.

Ketidakjelasan ini semakin memperburuk relasi antara media lokal dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara. Di tengah semangat demokratisasi dan keterbukaan informasi publik, jurnalis berharap adanya pembenahan struktural, termasuk penghargaan yang layak terhadap kerja-kerja jurnalistik yang telah mendukung program-program pemerintah di daerah.

Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Bupati Aceh Tenggara maupun pimpinan DPRK Aceh Tenggara terkait persoalan tersebut. (Sadikin)

Berita Terkait

Kabar Duka: Siti Rosita, Kakak Kandung Abdiansyah SST, Berpulang ke Rahmatullah
BPKD Aceh Tenggara Umumkan Pembayaran Siltap Sebesar Rp2,9 Miliar untuk Desa dan Rp199 Juta untuk Mukim Mulai Disalurkan
Polisi Bongkar Fakta Tragis Pembunuhan Lima Anggota Keluarga oleh Keponakan Sendiri di Aceh Tenggara
Penutupan MTQ ke-XL oleh Camat Syukri, SE.MM Diharapkan Jadi Momentum Peningkatan Nilai Keagamaan di Bukit Tusam
Kericuhan Usai Lomba Seni Musik HUT Agara ke-51: Tiga Pemuda Lawe Sagu Hulu Jadi Korban Penganiayaan
Peringati Tahun Baru Islam, Komunitas Jemaah Lebah At-Taqwa Gelar Touring Wisata Religi di Takengon
Ilham, Warga Pedesi Agara, Derita Depresi Lebih dari 20 Tahun Usai Belajar di Ponpes Al-Kausar Medan, Kini Dirujuk ke RSJ Zainal Abidin Banda Aceh
Nasib Ilham Warga Pedesi Aceh Tenggara, Depresi Lebih dari 20 Tahun, Kini Dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Zainal Abidin

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 18:28 WIB

Kapolres Bantaeng Pimpin Latpra Ops Patuh Pallawa 2025

Senin, 14 Juli 2025 - 11:07 WIB

Babinsa Papan Loe Laksanakan Pemantauan Aksi Damai Serikat Buruh Di PT Huadi Nickel

Minggu, 13 Juli 2025 - 13:10 WIB

Babinsa Kelurahan Bonto Sunggu Hadiri Seminar KKN Profesi Kesehatan Angkatan 67

Sabtu, 12 Juli 2025 - 17:48 WIB

Antisipasi Aksi Gangguan Kamtibmas Malam Hari, Personel Polsek Ermes Secara Rutin Gelar Patroli

Sabtu, 12 Juli 2025 - 16:52 WIB

Meriahkan HUT Bhayangkara ke 79, BRI Cabang Bantaeng Gelar Turnamen Mini Soccer Fun Games

Sabtu, 12 Juli 2025 - 14:33 WIB

Babinsa Bonto Lebang Laksanakan Pendampingan Kelompok Tani Dalam Masa Pemeliharaan Tanaman

Jumat, 11 Juli 2025 - 15:56 WIB

Minimalisir Potensi Gangguan Kamtibmas, Polsek Pajukukang Gelar Patroli Dialogis dan Sambang Ke Warga

Jumat, 11 Juli 2025 - 10:22 WIB

Babinsa Bonto Salluang Hadiri Seminar Kesehatan KKN Profesi UNHAS Makassar di Kecamatan Bissappu

Berita Terbaru

ACEH TENGGARA

Jurnalis di Aceh Tenggara Kecewa, Anggaran Media Tak Kunjung Jelas

Selasa, 15 Jul 2025 - 00:54 WIB

BANTAENG

Kapolres Bantaeng Pimpin Latpra Ops Patuh Pallawa 2025

Senin, 14 Jul 2025 - 18:28 WIB