Blangkejeren – Di tengah keteduhan alam pegunungan Gayo Lues, sebuah forum sederhana namun penuh makna berlangsung usai pelaksanaan salat Jumat, 18 Juli 2025. Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo, S.I.K., duduk bersila bersama warga di lantai Masjid Jami’ Desa Porang, Kecamatan Blangkejeren. Ia hadir bukan untuk memberi perintah atau mengatur barisan, melainkan untuk mendengar langsung suara masyarakat yang selama ini mungkin hanya terdengar lirih dari sudut-sudut desa.
Kegiatan bertajuk Jum’at Curhat ini bukanlah seremoni penuh formalitas. Dalam nuansa yang santai namun hangat, warga desa menyampaikan berbagai aspirasi dan keluh kesah mereka. Mulai dari masalah lalu lintas, keamanan lingkungan, peredaran anak-anak muda di malam hari, hingga harapan agar patroli rutin bisa lebih ditingkatkan, semua disampaikan tanpa rasa takut atau sungkan. Kapolres mendengarkan dengan seksama, mencatat beberapa poin penting, dan merespons langsung di tempat, menjadikan forum ini bukan sekadar tempat mengadu, tetapi juga wadah merajut kepercayaan.
Kehadiran Kapolres di tengah masyarakat disambut baik oleh tokoh-tokoh desa. Pengulu Desa Porang, Irwandi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kepedulian jajaran Polres terhadap aspirasi warga. Menurutnya, dialog terbuka seperti ini sangat dibutuhkan agar masyarakat merasa memiliki saluran yang sah dan aman untuk menyampaikan permasalahan. Irwandi berharap kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara rutin, bukan hanya di Porang, tetapi juga di desa-desa lain di wilayah Gayo Lues.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak hanya Kapolres yang hadir dalam kegiatan tersebut. Sejumlah pejabat utama Polres Gayo Lues turut mendampingi, termasuk para Kabag, Kasat, Kasi, perwira staf, serta sejumlah personel lainnya. Kehadiran jajaran kepolisian secara lengkap menjadi simbol keseriusan institusi Polri dalam membangun komunikasi yang lebih terbuka dan humanis dengan masyarakat.
Dalam pernyataannya, AKBP Hyrowo menegaskan bahwa Polri tidak bisa bekerja sendirian dalam menciptakan situasi yang aman dan tertib. Menurutnya, keberhasilan menjaga keamanan lingkungan sangat ditentukan oleh keterlibatan aktif masyarakat. Ia mengajak seluruh elemen warga untuk tidak segan menyampaikan informasi jika ada gangguan keamanan atau persoalan sosial di sekitar mereka. Dengan kolaborasi yang erat, kata dia, masalah-masalah yang tampaknya kecil pun bisa segera diselesaikan sebelum menjadi konflik yang lebih besar.
Di sela kegiatan, Kapolres juga membagikan bantuan sosial berupa paket sembako kepada warga yang membutuhkan. Sebanyak 10 paket sembako diserahkan langsung oleh Kapolres kepada masyarakat kurang mampu sebagai bentuk kepedulian Polri terhadap kondisi sosial ekonomi warga. Plt. Kasihumas Polres Gayo Lues, IPDA Deddi Irawan Syah, S.H., menyampaikan bahwa kegiatan sosial ini merupakan bagian tak terpisahkan dari pendekatan humanis yang kini diusung oleh Polri, khususnya dalam mendekatkan diri dengan masyarakat akar rumput.
Antusiasme warga terlihat jelas selama berlangsungnya kegiatan. Banyak yang menyampaikan pertanyaan dan usulan secara langsung, sementara yang lain tampak lebih memilih menyimak dan mencatat. Beberapa ibu-ibu rumah tangga pun ikut hadir dan menyampaikan keresahan mereka, terutama terkait keamanan anak-anak di malam hari. Sejumlah remaja desa pun terlihat tertarik mendekati anggota polisi, bertanya-tanya ringan, dan bahkan mengajak berfoto bersama. Momen ini menunjukkan bahwa jarak emosional antara polisi dan masyarakat mulai terjembatani secara alami.
Kegiatan Jum’at Curhat bukanlah langkah besar dalam skala nasional. Namun bagi masyarakat Desa Porang, forum ini menjadi ruang penting untuk membangun kembali hubungan yang selama ini mungkin terasa formal dan berjarak. Mereka merasa dihargai, didengarkan, dan diberi ruang untuk menjadi bagian dari solusi.
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi institusi kepolisian dalam menjaga citra dan kepercayaan publik, langkah-langkah kecil seperti ini menghadirkan secercah harapan. Bahwa Polri bisa hadir tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai sahabat masyarakat. Bahwa keadilan dan keamanan tidak selalu dibangun dari ruang sidang dan operasi besar, tetapi juga bisa dimulai dari masjid desa, tikar sederhana, dan perbincangan hangat selepas salat Jumat.
Dengan semangat membangun komunikasi dua arah, Kapolres Gayo Lues berharap kegiatan serupa bisa dilanjutkan di desa-desa lain, agar semua warga, tanpa kecuali, memiliki akses yang adil dan langsung kepada aparat penegak hukum. Sebuah ikhtiar kecil namun berarti, demi menciptakan keamanan yang bukan hanya dirasakan, tapi juga dimiliki bersama. (Abdiansyah)