Prof. Sutan Nasomal, Pakar Hukum Internasional, Minta Presiden Prabowo Subianto Tutup Impor Agar Sandang Pangan Negara Aman!!!

TEROPONG BARAT

- Redaksi

Sabtu, 31 Mei 2025 - 00:45 WIB

4030 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROF. DR. KH. SUTAN NASOMAL, S.H., M.H., pemerhati hasil bumi baik pertanian maupun perkebunan, menyampaikan keprihatinan atas krisis makanan yang sedang melanda dunia akibat dampak perang di Timur Tengah, Asia, dan Rusia. Negara-negara, baik yang dekat maupun jauh dari Indonesia, saat ini tengah memborong semua hasil pertanian dari negara-negara penghasil, dan menimbun bahan makanan agar tidak terjadi kekosongan pasokan untuk masyarakat.

Eropa tidak lagi bertahan dengan makanan berbasis terigu dan gandum. Kini, makanan Asia seperti beras dan mie menjadi makanan pokok. Untuk menghindari kelaparan akibat kelangkaan makanan, banyak pertokoan makanan di Eropa yang tutup karena krisis pasokan. Hal ini berdampak pada masyarakat yang mulai mengalami kelaparan. Biaya hidup yang mahal juga memanaskan situasi politik di kawasan tersebut.

Malaysia juga ikut-ikutan memborong semua hasil pertanian dari Indonesia, terdampak oleh perang antara India dan Pakistan yang memutus suplai pertanian dari kawasan itu. Para pemborong dari Malaysia kini mengincar beras, kelapa, dan bumbu dapur dari Indonesia. Kepanikan mencari kelapa, santan, dan hasil pertanian lainnya juga terjadi di Malaysia, menyebabkan harga makanan semakin mahal di toko-toko dan pasar. Biaya hidup pun meningkat drastis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Setelah itu, China yang berpenduduk sangat besar juga mulai memborong hasil pertanian dan perkebunan dari Indonesia.

KELAPARAN GLOBAL MENJADI ANCAMAN UNTUK PARA PEMIMPIN NEGARA-NEGARA BESAR SAAT INI

Negara-negara besar di Eropa dan Asia saat ini sedang melakukan stok besar-besaran atas semua sumber makanan, seakan-akan dalam waktu dekat akan terjadi perang nuklir. Bisa dibayangkan, 7 miliar manusia menghadapi persoalan stok makanan dan obat-obatan untuk beberapa tahun ke depan karena pertahanan hidup menjadi isu utama.

APA DAMPAKNYA DI INDONESIA?

Barang hasil perkebunan dan pertanian semakin langka. Harga-harganya tidak stabil dan terus merangkak naik.

  • Harga beras dipastikan naik.

  • Harga hasil pertanian dan bumbu dapur juga dipastikan semakin mahal.

  • Kelapa kini menjadi termahal dalam sepanjang sejarah karena diborong besar-besaran oleh banyak negara saat ini.

Masyarakat Indonesia harus disadarkan bahwa semua hasil bumi, pertanian, dan perkebunan sedang menjadi incaran negara-negara dari Eropa dan Asia.

Sebanyak 200 juta rakyat Indonesia akan kesulitan mendapatkan sayur-mayur, beras, minyak, dan kebutuhan makanan harian lainnya karena kemungkinan kekosongan di lumbung-lumbung pangan atau gudang pasokan makanan jika tidak ada pengawasan ketat.

PROF. DR. KH. SUTAN NASOMAL, S.H., M.H. menyikapi situasi global yang tidak menentu: gangguan perang, cuaca ekstrem, dan ketegangan politik internasional. Jangan sampai rakyat Indonesia menjadi korban akibat kelangkaan makanan dan mahalnya sumber pangan.

Sumber pertanian dari Amerika Latin, Vietnam, Filipina, hingga Afrika juga mengalami krisis karena 10 tahun terakhir banyak lahan pertanian di kawasan itu telah dikontrak oleh China untuk menopang kebutuhan pangan penduduk mereka.

Eropa, Timur Tengah, dan Afrika diperkirakan akan mengalami krisis kelaparan besar dalam beberapa tahun ke depan akibat perang. Saat ini, hampir 300 juta manusia di dunia sudah mengalami kelaparan.

Jika Pemerintah membiarkan negara-negara tetangga di Asia maupun Eropa menarik terus hasil bumi, pertanian, perkebunan, dan pertambangan dari Indonesia, maka kesulitan akan meluas. Bukan tidak mungkin akan terjadi perang saudara akibat lapar yang tidak terkendali.

Krisis saat ini bukan hanya pada makanan, pertanian, atau perkebunan. Kebutuhan energi juga menjadi permasalahan besar karena dampak perang. Sulitnya lapangan kerja bisa memperburuk keadaan, dan kelaparan juga bisa disebabkan oleh banyaknya pengangguran di Indonesia.

Masyarakat harus dirangkul agar kembali mau menjadi petani.

PROF. DR. KH. SUTAN NASOMAL meminta kepada Presiden RI, Haji Prabowo Subianto, bersama para menteri untuk lebih fokus dan ketat memperhatikan hasil pertambangan, pertanian, perkebunan, peternakan, dan hasil laut. Jangan sampai kelangkaan sumber energi dan makanan terjadi di seluruh daerah Indonesia.

Utamakan kebutuhan rakyat Indonesia dari seluruh kekayaan alam Indonesia. Cegah segala bentuk ekspor besar-besaran ke luar negeri. Semua kepala daerah harus bertanggung jawab terhadap masyarakatnya agar tidak terjadi kelaparan. Hentikan penjualan hasil bumi ke luar negeri. Tegakkan hukum seberat-beratnya terhadap pelanggar. Pengawasan ketat harus dilakukan oleh pemerintah pusat.

KELAPARAN ADALAH KASUS SERIUS DAN TIDAK BOLEH DIREMEHKAN.

“UTAMAKAN RAKYAT INDONESIA”

Situasi keamanan dunia semakin memburuk akibat perang. Pemerintah Indonesia tidak boleh lengah, karena bisa saja diserang oleh negara-negara yang ingin melihat Indonesia hancur.


Narasumber:
PROF. DR. KH. SUTAN NASOMAL, S.H., M.H.
Pakar Hukum Internasional, Ekonom, Presiden Partai Oposisi Merdeka, Jenderal Komite Mantan Preman Indonesia Istighfar Plus, dan Pengasuh Ponpes Ass Saqwa Plus.

Berita Terkait

Gerakan yang Kosong: Renungan atas Shalat Kita Hari Ini
Satu Bulan Berlalu, Kasus Dugaan Malapraktik di RSUD Subulussalam Tetap Misteri, Bocah Meninggal Dunia
HEBOH HANTU DWI FUNGSI ABRI

Berita Terkait

Selasa, 15 April 2025 - 22:21 WIB

Pererat Persahabatan, Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad dan Batalyon 3 RAMD Malaysia Sukses Gelar Patkor Seri I 2025

Senin, 20 Januari 2025 - 13:47 WIB

Mahasiswa Program Doktor KPI UINSU Ikuti ICAS 2025 di USM Penang Malaysia

Senin, 20 Januari 2025 - 00:40 WIB

Kedisiplinan Orang Jepang Patut Diteladani

Kamis, 9 Januari 2025 - 11:31 WIB

Ketua Investigasi DPP TOPAN RI Perwakilan Rohil Bersama Puluhan Nelayan Tolak Keberadaan Teng Kerang

Rabu, 18 Desember 2024 - 16:28 WIB

Wakil Indonesia, Clara Xintia, Masuk Final dan Jadi Top 10 di Asian Cup 2024

Kamis, 21 November 2024 - 04:42 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto Pertemuan Bilateral Dengan Presiden Prancis

Rabu, 13 November 2024 - 09:44 WIB

Begini Tip Akademisi Universitas Multimedia Nusantara Asal Gayo Sylviana Mirahayu Ifani Dapat Beasiswa S-3 LPDP ke Australia

Kamis, 6 Juni 2024 - 00:18 WIB

Prof Sutan : Pemerintah RI Harus Menolong Anak Anak Palestina Melalui Pihak Ketiga

Berita Terbaru