LANGKAT, Teropong Barat.com| Bank Indonesia (BI) sukses menyelenggarakan edukasi mengenai Pemahaman Uang Rupiah bagi ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Langkat. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Langkat dan dilaksanakan di Aula Pertemuan Dinas Koperasi Stabat pada Senin, 24 November 2025, pukul 09.00 WIB.
*Literasi Keuangan untuk Menjaga Integritas Rupiah*
Acara edukasi ini dihadiri oleh perwakilan UMKM dari berbagai sektor di Kabupaten Langkat. Perwakilan Bank Indonesia, Rizky Ananda, menjelaskan pentingnya literasi keuangan, khususnya dalam mengenali ciri-ciri keaslian uang Rupiah serta cara memperlakukannya dengan baik.
“Pemahaman yang baik tentang uang adalah pondasi penting dalam menjaga integritas mata uang negara. Kami menekankan edukasi 3D, yaitu Dilihat, Diraba, Diterawang, dan 5J: Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi,” ujar Rizky Ananda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan bahwa program ini bertujuan untuk melindungi pelaku usaha dari risiko peredaran uang palsu dan mendukung stabilitas sistem pembayaran di daerah. “Kami ingin memastikan bahwa seluruh pelaku usaha, sekecil apapun skalanya, memiliki pengetahuan dasar yang kuat tentang uang. Hal ini pada akhirnya mendukung stabilitas sistem pembayaran di daerah,” tegasnya.
*Dukungan Pemerintah Daerah dan Apresiasi Peserta*
Kepala Bidang UKM Kabupaten Langkat, Rica Nerita Vera, S.Sos., menyambut baik inisiatif kolaboratif ini. Menurutnya, sinergi antara BI dan Pemerintah Daerah sangat krusial dalam pemberdayaan UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi lokal.
“Pelaku usaha mikro adalah tulang punggung ekonomi lokal. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang uang, mereka dapat beroperasi dengan lebih percaya diri dan profesional. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin,” kata Rica Nerita Vera.
Para peserta tampak antusias mengikuti sesi interaktif, termasuk praktik langsung mengenali perbedaan antara uang asli dan uang palsu. Irawati, perwakilan pelaku UMKM pengrajin abon laut dari Desa Bubun, menyampaikan apresiasinya. “Materi ini sangat berguna, terutama tentang bagaimana menjaga uang agar tidak cepat rusak. Selama ini kami kurang memperhatikan hal itu,” katanya.
*Komitmen Berkelanjutan dan Sosialisasi QRIS*
Bank Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus melanjutkan program edukasi serupa di berbagai wilayah. Selain pemahaman tentang uang, BI juga memperkenalkan program pendukung UMKM lainnya, termasuk sosialisasi mengenai sistem pembayaran nontunai seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai alat transaksi yang lebih efisien dan higienis.
Kegiatan ini secara keseluruhan menegaskan komitmen Bank Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Langkat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui penguatan kapasitas dan literasi keuangan pelaku usaha mikro tutupnya.
Pewarta: Lufti






















