SAMPANG _ TEROPONG BARAT _ Pendidikan dasar di Indonesia masih kerap dipahami sebatas proses transfer ilmu pengetahuan. Anak-anak diajarkan membaca, menulis, berhitung, hingga menguasai teknologi sejak dini. Namun, para pemerhati pendidikan mengingatkan bahwa kecerdasan intelektual tidaklah cukup. Sekolah dasar juga harus menjadi fondasi pembentukan moralitas dan karakter.
Coba kita lihat Jepang menekankan pendidikan karakter melalui mata pelajaran “moral education” (dōtoku) yang wajib diajarkan sejak SD.
Anak-anak diajarkan tentang disiplin, tanggung jawab, kebersihan, rasa hormat, dan kerja sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan juga Finlandia yang dikenal dengan sistem pendidikan terbaik, Finlandia juga menekankan nilai-nilai kesetaraan, kejujuran, dan empati sejak dini.
Dalam kutipan secara langsung maupun tidak langsung, menurut; Dr. Nensy Megawati Simajutak, S. Pd, M. Pd. Dalam bukunya FILSAFAT DAN PENDIDIKAN. Bahwa di yunani kuno, ada dua tradisi dalam filsafat pendidikan yakni tradisi sofis lebih terfokus pada pengajaran keterampilan praktis seperti retorika yang menunjang kesuksesan di dunia public, dan tradisi socratic dan aristotelian berfokus pada pendidikan yang membentuk jiwa dan karakter individu melalui pencarian kebenaran dan kebajikan.
Urgensi pendidikan karakter di sekolah dasar adalah kebutuhan yang tak bisa ditunda. Pengetahuan dan moralitas harus berjalan beriringan, agar bangsa ini tidak hanya melahirkan generasi yang pintar, tetapi juga berintegritas dan berakhlak.
Dengan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, pendidikan dasar dapat menjadi benteng pertama yang menyiapkan anak-anak Indonesia sebagai manusia seutuhnya: cerdas secara intelektual sekaligus bijak dalam bertindak.
By Ummu kulsum Mahasiswa Universitas Dr. Seotomo Surabaya Prodi Teknologi Pendidikan.



 
  
					






 
						 
						 
						 
						 
						









































