Oleh : Muhammad Sukardi, S.Pd.
Wakil Ketua Pendidikan dan Kaderisasi PDPM Tanjung Jabung Timur
Muhammadiyah lahir dari sebuah kampung Kauman, Yogyakarta 113 tahun silam. Perintis gerakan ini adalah seorang tokoh sederhana, seorang pengusaha batik, ia adalah KH Ahmad Dahlan yang memiliki nama kecil Muhammad Darwisy. Ahmad Dahlan lahir dari keluarga Kraton, ayahnya seorang Khatib di masjid Gedhe Kauman. Namun dalam hidupnya, ia tumbuh menjadi pribadi yang sederhana. Ditengah kesederhanaannya, pemikiran beliau tidak lah sesederhana itu. Ia mampu membuat gebrakan besar dan membangkitkan umat Islam pada pencerahan. Jalan yang ia tempuh adalah lewat jalan pendidikan.
Ahmad Dahlan memulai dengan jalan pendidikan dalam mengentaskan ketertinggalan umat Islam pada saat itu. Ia berhasil mendirikan sekolah-sekolah yang terus berlipat ganda Hingga hari ini. Hari ini keberhasilan tersebut masih dapat kita rasakan, bahkan hingga ke berbagai penjuru dunia. Muhammadiyah tidak pernah membuat wacana yang fiktif untuk membangkitkan kesadaran dan kemajuan umat. Sebut saja melalui jalur pendidikan, beberapa universitas milik Muhammadiyah telah berhasil menjadi universitas yang bersaing dengan universitas-universitas lain bahkan menjadi universitas yang diminati oleh mahasiswa dari berbagai negara. Dari segi kesehatan, Muhammadiyah melalui PKU telah berhasil membantu negara dalam menangani kasus covid 19 dengan memberikan pelayanan di 80 rumah sakit Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Muhammadiyah hari ini telah genap berusia 113 tahun. Usia yang tidak lagi muda untuk sebuah organisasi. Di usia saat ini, Muhammadiyah telah mencatatkan sejarah di dunia sebagai organisasi terkaya ke 4 di dunia dengan total kekayaan 400 triliun. Bahkan perlu kita ketahui bersama, Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi dari Indonesia yang tercatat dalam organisasi terkaya didunia tersebut. Angka yang sangat fantastis bagi sebuah organisasi. Pasalnya Muhammadiyah adalah organisasi yang suka berbuat, tradisinya adalah ia gemar sekali mendirikan rumah sakit, sekolah, universitas, pondok pesantren dan amal usaha lainnya. Dari banyaknya kekayaan tersebut, tidak ditemukan 1 saja milik perseorangan. Semua mengatasnamakan Persyarikatan Muhammadiyah.
Di usia 113 ini penulis ingin mengajak seluruh elit dan warga Muhammadiyah untuk merefleksikan bagaimana perjalanan panjang ini telah di lalui oleh Muhammadiyah. Untuk kita semua yang mencintai Muhammadiyah, jangan pernah membawa kepentingan pribadi dalam berorganisasi. Muhammadiyah milik kita semua, bukan milik perorangan. Jangan pernah kita menodai perjuangan KH Ahmad Dahlan yang menginginkan Muhammadiyah sebagai organisasi pencerahan, tapi di tangan para penerusnya Muhammadiyah redup dengan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan masyarakat luas. Tradisi Muhammadiyah itu adalah memberi, ia tak pernah meminta. Kepada elit Muhammadiyah, mari kita berikan yang terbaik untuk bangsa ini. Untuk senator-senator dan pejabat publik yang lahir dari rahim Muhammadiyah, dipundak saudara bukan hanya amanah jabatan saja yang saudara emban, melainkan ada amanah untuk menjaga nama baik Muhammadiyah. Orang lain mengenal saudara, sebagai seorang Muhammadiyah, maka nama Muhammadiyah pada diri saudara tidak akan pernah terlepas sampai kapanpun.
Usaha-usaha mencerahkan yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan dahulu mungkin tidak sama dengan usaha-usaha kita pada hari ini. Tapi, dengan kita menjaga nama baik Muhammadiyah di ruang publik, tidak korupsi, tidak menyelewengkan kekuasaan, terus melawan kemungkaran, itu artinya kita tetap menyalakan semangat mencerahkan yang KH Ahmad Dahlan lakukan dahulu.
Cahaya dari Kauman tidak boleh padam di tangan kita. Kita harus menjadi generasi yang terus menyalakan cahaya itu, bahkan terus kita perbesar sampai cahaya itu bersinar ke berbagai mancanegara.
Selamat milad Muhammadiyah. Muhammadiyah Memajukan Kesejahteraan Bangsa.
Tulisan ini ditulis bertepatan peringatan Milad 113 tahun Muhammadiyah. Rasa syukur penulis kepada Muhammadiyah yang terus konsisten dengan perjuangannya sekaligus sebagai alarm kepada kita semua baik elit Muhammadiyah maupun kader akar rumput agar selalu berhati-hati dalam bertindak. Karena di pundak kita, ada nama besar Muhammadiyah yang harus kita jaga.
Fastabiqul Khoirot.






















