Terkungkung di Tanoh Sendiri: Suara Sunyi Masyarakat Adat Aceh di Subulussalam” Subulussalam, teropongbarat.co. Syair sahdu

- Redaksi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 20:45 WIB

40154 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Subulussalam, teropongbarat.co. Syair sahdu “Asai Nanggroe” dari seniman Rafly Kande mengalun seperti doa yang patah di tengah tanah yang kaya namun terluka. Lagu itu bukan sekadar nyanyian, melainkan ratapan halus atas bumi Aceh yang agung, tetapi tak sepenuhnya dimiliki oleh pewarisnya. Syair ini mengandung sindiran dalam kesyahduannya: Aceh yang penuh keindahan, tetapi masyarakat adatnya terpinggirkan di tanah sendiri.(24/06).

Di jantung kota Subulussalam—tanoh rencong Sheh Hamzah Fansuri yang mestinya menjadi tempat hidup yang adil bagi semua, termasuk masyarakat adat—justru menyimpan luka yang tak tampak. Hak-hak adat belum benar-benar hidup karena ketidaktahuan masyarakat sendiri, bahkan tokoh-tokohnya. Mereka tak menyadari bahwa tanah, hutan, dan budaya yang diwariskan leluhur adalah sumber kuasa dan martabat yang dijamin oleh hukum nasional dan internasional. Kisah Pertaki Jontor di Kemukiman Penaggalan, kisah Kemukiman Binanga dan kemukiman Sambo deretan perustiwa memyakitkan bagi masyarakat adat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Padahal, sejak MoU Helsinki 2005, dunia telah mengakui kekhususan Aceh. Kemudian diperkuat lewat UUPA, qanun-qanun lokal, bahkan dukungan Mahkamah Konstitusi dan Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat Adat (UNDRIP 2007). Semua itu menjadi fondasi yuridis untuk mengakui dan melindungi hak-hak masyarakat adat: dari tanah ulayat, hutan adat, sampai hak atas pengelolaan sumber daya alam secara mandiri.

Namun di tengah legitimasi itu, masyarakat adat masih dikebiri oleh ketidaktahuan dan lemahnya pendidikan hukum adat. Institusi adat seperti Mukim, Imum Mukim, dan Tuha Peut hanya menjadi simbol yang kehilangan daya tawar. Tak sedikit seniman, budayawan, dan tokoh adat Aceh yang hidup dalam keterbatasan, jauh dari kesejahteraan yang semestinya mereka nikmati.

“Asai Nanggroe” bukan hanya puisi tentang keindahan tanah, ia adalah cermin pilu bahwa Aceh telah lama memeluk kekayaan tanpa bisa menikmatinya. Alam yang subur—hutan yang menjadi paru-paru dunia—tak bisa dinikmati oleh pemilik sahnya, karena hukum yang berpihak belum turun hingga ke akar rumput. Rafly Kande menyampaikan lewat nada: betapa damainya tanah ini, tapi betapa sunyinya suara orang-orang adat yang kehilangan haknya.

Kini saatnya kita bertanya: Apakah kita akan terus membiarkan masyarakat adat hidup menderita di atas tanah leluhurnya sendiri?
Ataukah sudah tiba waktunya untuk menyuarakan, mendidik, dan memperkuat posisi mereka, bukan sebagai simbol romantis masa lalu, melainkan sebagai pemegang masa depan Aceh yang berdaulat dalam adat dan martabat?

Penulis: Ketua LSM Suara Putra Aceh
Antoni Tinendung

Berita Terkait

Belum Final Secara Hukum, Pengibaran Bendera Bulan Bintang Kembali Dilarang di Aceh Jaya
Sinergi Bea Cukai dan RRI Meulaboh Dorong UMKM Kuasai Pasar Ekspor Digital
Dari Dapur Tradisional ke Teknologi Retort, Bea Cukai Aceh Dampingi Nyunti Naik Kelas Menjadi UMKM Modern
Jika ke Calang, Jangan Lupa Kunjungi Toko Nadya Souvenir dan Oleh-Oleh Khas Aceh
Bea Cukai Aceh Gelar Pelatihan Pemeriksaan Batubara, LNG, dan Produk Sawit untuk Perkuat Layanan Ekspor
Inilah Daftar Khatib Jumat Akhir September 2025
Pelaksanaan ANBK Hari ke-2 di SD Negeri 2 Desa Kapa Seusak Trumon Timur Tertib dan Lancar
Miliaran Proyek Instalasi Pengolahan Air di Ladang Rimba Diduga Mark Up, Kualitas Buruk Pekerjaan Jadi Sorotan

Berita Terkait

Rabu, 26 November 2025 - 23:43 WIB

Sat Lantas Polres Batu Bara Kembali Gencarkan Patroli Kibas Bendera Sore Hari, Jaga Kamseltibcarlantas di Wilayah Hukum

Rabu, 26 November 2025 - 22:48 WIB

Polres Batu Bara Tingkatkan Patroli Roda Empat di Simpang Taman Kota Lima Puluh, Jaga Kamtibmas Tetap Kondusif

Rabu, 26 November 2025 - 22:28 WIB

Polsek Medang Deras Jalin Sinergi dengan Puskesmas Pagurawan, Tingkatkan Kamseltibmas Melalui Cooling System

Rabu, 26 November 2025 - 00:27 WIB

Polres Batu Bara Intensifkan Patroli Roda Empat, Antisipasi 3C dan Kejahatan Jalanan di Jalinsum

Rabu, 26 November 2025 - 00:13 WIB

Polsek Lima Puluh Kawal Penyaluran BLT Kesra 2025 di Kantor Pos, Pastikan Aman dan Lancar

Selasa, 25 November 2025 - 00:58 WIB

Polsek Labuhan Ruku Pantau SPPG Polres Batu Bara, Program Makan Bergizi Gratis Berjalan Lancar dan Aman

Selasa, 25 November 2025 - 00:22 WIB

Sat Lantas Polres Batu Bara Sosialisasi Ops Zebra Toba 2025 di MTS Sepakat Sei Balai

Senin, 24 November 2025 - 23:20 WIB

Polsek Medang Deras Gencarkan Sambang dan Cooling System di Warung, Edukasi Warga Cegah Kejahatan Jalanan dan Jaga Kamtibmas

Berita Terbaru