Sultan Daulat, teropongbarat.co. Desa tak lagi sekadar tempat tinggal—ia kini menjadi pusat inovasi dan ketahanan pangan. Kampong Darul Makmur di Kecamatan Sultan Daulat membuktikannya. Dari pembangunan infrastruktur yang terus dipacu hingga pengembangan produk unggulan berbasis potensi lokal, desa ini tengah bersiap menjadi teladan dalam kemandirian ekonomi berbasis desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Progres pembangunan jalan usaha tani menjadi titik balik penting. Akses yang dulunya sulit dilalui, kini mulai mulus menghubungkan antar dusun dan kebun warga. Jalan itu kini menjelma menjadi jalur kehidupan. “Kami ingin setiap hasil tani rakyat bisa sampai ke tempat tujuan dengan cepat. Infrastruktur ini bukan sekadar bangunan, tapi jembatan menuju kesejahteraan,” ujar Raja Mula, Kepala Kampong Darul Makmur, kepada teropongbarat.co (1/07/2025).
Namun, pembangunan di Darul Makmur tak berhenti pada jalan. Kampong ini memelopori program “One Village, One Product” dengan mengangkat kambing Otawa sebagai produk unggulan desa ke depannya. Otawa bukan sembarang kambing. Ia dikenal tahan penyakit, menghasilkan daging berkualitas, dan susu bernutrisi tinggi. “Kambing Otawa adalah strategi ekonomi berkelanjutan. Dari daging, susu, hingga limbahnya bisa dikelola. Ini cocok dengan karakter alam kami,” terang Raja Mula.
Inisiatif ini disambut positif oleh Camat Sultan Daulat, Samsir Nazir, SE. Ia menyebut langkah Darul Makmur sebagai kebijakan cerdas yang bisa ditiru oleh kampong lain. “Kambing Otawa berpotensi jadi poros baru ekonomi desa. Analisa usaha menunjukkan margin keuntungan yang menjanjikan. Bahkan bisa masuk ke pasar olahan susu skala lokal,” ujarnya.
Dari laporan analisa usaha yang dihimpun tim kampong bersama pendamping desa, diketahui bahwa sistem pemeliharaan semi-intensif membuat biaya pakan lebih efisien. Satu ekor kambing Otawa rata-rata dapat menghasilkan susu 1–1,5 liter per hari. Jika dikembangkan dengan sistem koperasi desa, potensi nilai ekonominya bisa berlipat ganda.
Dari Jalan ke Kandang, dari Mimpi ke Bukti
Pembangunan jalan dan pengembangan budidaya kambing Otawa menjadi dua sisi mata uang pembangunan Darul Makmur. Satu menghubungkan ruang, satu lagi menghidupi waktu. “Kita tidak hanya membangun jalan, kita juga sedang membangun masa depan,” tambah Raja Mula.
Sebagai penutup, Camat Samsir Nazir menyampaikan bahwa dukungan dan kritik dari warga maupun media akan menjadi bagian penting dalam siklus perbaikan desa. “Kritik yang membangun adalah vitamin bagi kami. Baik dari masyarakat, tokoh lokal, maupun media, semua akan menjadi prioritas evaluasi kami ke depan,” pungkasnya.
Darul Makmur kini melangkah lebih jauh. Dari jalan tanah menuju jalan penghasilan. Dari kandang kambing menuju harapan kampong. Masa depan dibangun hari ini—dan Darul Makmur sudah lebih dulu menyalakan mesinnya.(Atin).