Takalar – teropingbarat.com | Barisan Aktivis Mahasiswa Pergerakan (Barak) resmi meminta klarifikasi atas pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Pammukkulu yang berlokasi di lingkungan Tana-Tana, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar. Proyek yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani ini justru memunculkan sejumlah pertanyaan serius di lapangan.
Barak menyoroti dugaan ketidaksesuaian antara pelaksanaan dan perencanaan teknis, terutama pada bagian jalur irigasi yang tampak terputus di seberang jalan. Aliran air dari saluran utama tidak dapat menjangkau sisi lainnya karena tidak adanya saluran penyeberangan. Kondisi tersebut menyebabkan air meluap ke badan jalan, membawa sampah, dan menggenangi area sekitar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dokumentasi lapangan memperlihatkan adanya tumpukan sampah, air yang meluber ke jalan, serta struktur bangunan irigasi yang tidak terhubung sebagaimana mestinya. Padahal, proyek infrastruktur semestinya didukung oleh perencanaan teknis yang matang, mulai dari pengaturan jalur air, elevasi, hingga sistem drainase penyeberangan.
“Pembangunan irigasi seharusnya memberikan kenyamanan bagi petani, bukan menciptakan persoalan baru. Jika jalur air terputus seperti ini, dampaknya akan langsung dirasakan pada distribusi air ke area persawahan,” tegas Barak dalam keterangannya, Selasa (18/11).
Barak juga menyoroti bahwa Proyek Rehabilitasi Irigasi D.I Pammukkulu dikerjakan selama 210 hari kalender, terhitung sejak 23 Mei hingga 18 Desember 2025, di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang melalui SNVT PJPA dan PPK Irigasi dan Rawa III. Karena itu, Barak meminta pihak terkait memberikan penjelasan atas kondisi yang ditemukan di lapangan.
Atas temuan tersebut, Barak berharap pihak pengawas maupun pelaksana segera mengambil langkah perbaikan agar aliran air dapat kembali normal dan infrastruktur irigasi berfungsi optimal sesuai tujuan awal pembangunan.






















