HRB Dituntut Reformasi Lembaga Keistimewaan Aceh Atas Rangkap Jabatan yang Tak Wajar

TEROPONG BARAT

- Redaksi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 21:51 WIB

4035 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Subulussalam, teropongbarat.co — Gelombang kritik terhadap lembaga-lembaga keistimewaan Aceh kembali menggema di Kota Subulussalam. Di tengah riuh isu rangkap jabatan di lingkungan pemerintah kota, publik kini menyorot lembaga-lembaga yang justru lahir dari semangat keistimewaan: Majelis Pendidikan Daerah (MPD), Baitul Mal, dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU).

Di bawah kepemimpinan Wali Kota H. Rasid Bancin (HRB), arah dan etika lembaga-lembaga itu kini mulai dipertanyakan. Sebab, di antara para pengurusnya, ditemukan sejumlah nama aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diduga merangkap jabatan, bahkan menerima dua sumber tunjangan negara sekaligus.

Bagi banyak pihak, persoalan ini bukan sekadar administratif — tetapi moral.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Rangkap jabatan di lembaga keistimewaan itu sama saja menodai semangat UUPA. Di situ ada amanat keadilan dan kesempatan yang sama bagi putra-putri Aceh untuk mengabdi, bukan ruang bagi segelintir orang untuk menumpuk jabatan dan tunjangan,” ujar salah satu tokoh masyarakat Subulussalam kepada teropongbarat.co.

Larangan yang Sudah Jelas dalam Qanun

Qanun Aceh berbicara tegas. Dalam Qanun Nomor 3 Tahun 2006 tentang Susunan dan Tata Kerja Lembaga Keistimewaan Aceh, Pasal 12 ayat (1) menegaskan:

“Anggota lembaga keistimewaan Aceh diangkat berdasarkan profesionalitas dan tidak sedang memangku jabatan struktural atau jabatan lainnya yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.”

Larangan serupa juga tercantum dalam Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2018 tentang Baitul Mal, yang menyebutkan bahwa anggota badan tersebut tidak boleh berasal dari unsur ASN atau pejabat publik yang memiliki jabatan struktural di pemerintahan.

Sementara itu, Qanun Nomor 2 Tahun 2009 tentang MPU bahkan menegaskan bahwa anggota MPU dilarang merangkap jabatan pada lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, atau lembaga lain yang dapat memengaruhi independensi keputusan.

Regulasi nasional pun sejalan. Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS melarang keras rangkap jabatan yang menimbulkan konflik kepentingan.

Namun di lapangan, yang terjadi justru sebaliknya.

Nama-Nama yang Disebut

Data yang dihimpun teropongbarat.co menunjukkan sejumlah nama di Kota Subulussalam yang diduga merangkap jabatan di lembaga keistimewaan.

Di Kecamatan Rundeng, ada Ust. Hasanuddin Jafsy (ASN) dan Ust. Asmala Finem (PPPK).
Di Simpang Kiri, muncul nama-nama seperti Ust. Jamhuri (ASN), Ust. Amansyah (ASN), Ust. Maksum LB (ASN), Ust. Rusyda (ASN), Ust. Rahmat Lubis (PPPK), dan Ust. Sarifuddin (PPPK).
Sementara di Penanggalan, Ust. Saleh Arifin (ASN) tercatat memegang dua posisi sekaligus.

Sebagian dari mereka bahkan baru saja dilantik sebagai PPPK, namun tetap menjabat di lembaga keistimewaan tingkat kecamatan.

Kepala BKPSDM Kota Subulussalam, Rano Saraan, saat dikonfirmasi, mengaku telah menaruh perhatian serius atas situasi ini.

“Terkait informasi bahwa ada beberapa anggota lembaga keistimewaan yang sekaligus lulus sebagai PPPK, akan kami pelajari dan berkoordinasi dengan pihak berkompeten. Jika memang aturan melarang, tentu akan kami laporkan ke pimpinan untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan hukum,” tegas Rano.

Tumpulnya Pengawasan dan Lemahnya Baperjakat

Fenomena ini memperlihatkan lemahnya fungsi Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) serta pengawasan oleh Inspektorat dan BKPSDM.
Tidak tampak langkah pembinaan atau koreksi administratif, padahal pelanggaran semacam ini bisa mengarah pada pelanggaran disiplin berat ASN.

Di sisi lain, rumor tentang adanya dua blok kekuatan di internal pemerintahan HRB — Blok Altum dan Blok Barat Selatan — menambah aroma politik dalam pengisian jabatan.
Perebutan pengaruh dan posisi strategis tampaknya lebih dominan daripada prinsip merit dan profesionalitas yang seharusnya menjadi fondasi reformasi birokrasi.

Mengembalikan Marwah Keistimewaan

Lembaga keistimewaan Aceh lahir bukan untuk menambah privilese bagi pejabat, melainkan untuk menjaga ruh moralitas dan keadilan dalam sistem pemerintahan Aceh pasca-UUPA 2006.

Rangkap jabatan bukan hanya melanggar aturan, tetapi juga mencederai semangat keistimewaan itu sendiri — semangat yang memberi ruang bagi putra-putri Aceh untuk tampil berdasarkan integritas dan kapasitas, bukan karena kedekatan dengan kekuasaan.

“Reformasi lembaga keistimewaan harus dimulai dari keberanian moral. Jika HRB ingin menjaga marwah keistimewaan Aceh di Subulussalam, maka bersihkan dulu lembaga itu dari praktik rangkap jabatan,” ujar pimpinan LSM Suara Putra Ajteh Kota Subulussalam.

Kini, publik menanti langkah nyata Wali Kota HRB.
Apakah ia akan berpihak pada regulasi dan semangat moral keistimewaan,
atau membiarkan sistem patronase yang menumpulkan nilai-nilai luhur Aceh terus berjalan di bawah namanya.

🟤 Laporan: Anton Steven Tin | Redaksi Teropong Barat

Berita Terkait

Kejaksaan Subulussalam Sosialisasikan Regulasi BUMDes & Penertiban Administrasi Desa
Dirundung Masalah: Siasat di Balik Rangkap Jabatan Kota Subulussalam “Baperjakat”
Camat Runding Lantik Pj Kepala Kampung Dah, Heri Gunawan Resmi Gantikan Fahrudin
Kejari Subulussalam Periksa Sekda Terkait Dugaan Korupsi Dana Hibah Panwaslih Rp4 Miliar
LSM API Minta BPKP Aceh Segera Tuntaskan Audit Kerugian Negara Kasus Panwaslih Subulussalam
PT MSB II Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir di Rikit Sultan Daulat
Jejak Kasus Tipikor di Kejaksaan Subulussalam Menggantung, Tunggu Hasil Hitungan Kerugian Negara
Jumat Berkah, Syarifuddin Bancin Terpilih Pimpin Apkasindo Aceh Singkil

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 14:28 WIB

Tak Hanya Jaga Keamanan, Babinsa Ini Juga Jadi Sahabat Petani

Kamis, 23 Oktober 2025 - 14:36 WIB

Kakan ATR/BPN Bantaeng Lantik Camat Bissappu dan Bantaeng Sebagai PPATS

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:07 WIB

Babinsa Bonto Bulaeng Perkuat Kemanunggalan TNI-Rakyat Melalui Kegiatan Komsos dan Kerja Bakti

Rabu, 22 Oktober 2025 - 13:53 WIB

Perkuat Silaturahmi dan Keamanan, Babinsa Bonto Tallasa Jalin Komsos Bersama Warga

Selasa, 21 Oktober 2025 - 19:45 WIB

Wujud Kepedulian dan Solidaritas, Kapolres Bantaeng Serahkan Tali Asih Kepada Bripka Syafaruddin

Selasa, 21 Oktober 2025 - 14:27 WIB

Tingkatkan Keamanan Lingkungan dan Waspadai Bahaya Kebakaran, Babinsa Bonto Mate’ne Komsos Bersama Warga

Senin, 20 Oktober 2025 - 20:51 WIB

Kodim 1410/Bantaeng Gelar Patroli Kolaborasi, Wujud Nyata Kebersamaan Jaga Keamanan Malam di Bantaeng

Senin, 20 Oktober 2025 - 14:38 WIB

Tingkatkan Kewaspadaan di Musim Kemarau, Babinsa Balumbung Gencar Laksanakan Komsos

Berita Terbaru