Teropongnarat.com – Gunungsitoli – Wakil Bupati Nias Barat, Sozisokhi Hia, menghadiri acara puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Museum Pusaka Nias ke-30. Acara yang mengambil tema “Museum Milik Bersama, Menghidupkan Warisan dan Menggerakkan Generasi” dilaksanakan di Museum Pusaka Nias yang beralamat di jalan Yos Sudarso, nomor 134A, Kelurahan Saombo, Gunungsitoli, Selasa (11/11/2025) sore.
Kedatangan Sozisokhi Hia turut didampingi Kadis Pariwisata, Asaria Harefa, Kadis Kesehatan, Yana Srimeni Gulo, dan Prokopim.
Pada acara ini, sanggar musik tradisional Kabupaten Nias Barat juga ikut menyemarakan suasana dengan menampilkan atraksi musik tradisional dan fashion show.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sozisokhi Hia mengaku sangat terkesan dengan acara ini. Menurutnya, keberadaan Museum Pusaka Nias telah memberikan dampak positifnya bagi masyarakat di Kepulauan Nias khususnya generasi muda.
Atas capaian itu, ia menilai Pastor Yohanes Maria Hammerle, OFM Cap, sebagai pendiri Museum Pusaka Nias telah bekerja secara terus menerus beberapa puluh tahun menjaga warisan budaya Nias.
“Dipastikan ini menjadi warisan bagi generasi berikutnya,” imbuhnya.
Mantan Sekda Kabupaten Nias Barat itu menegaskan Museum Pusaka Nias adalah milik bersama dan kebanggaan masyarakat Kepulauan Nias. Hematnya, semangat kebersamaan sesuai dengan tema yang diusung.
“Museum ini milik bersama, maka sebagai dukungan ke depannya akan ada penandatangan MoU oleh 5 Kepala Daerah di Kepulauan Nias. Tentu ini untuk mendukung keberadaan museum,” tambahnya.
Sementara, Kustos Kustodi General kepulauan Nias, Pastor Pius Ndruru, OFM Cap, mengatakan bahwa museum yang didirikan Pastor Johanes telah menunjukan kalau pelayanan misi bisa harmonis dengan pelestarian budaya.
“Dedikasinya merupakan hal yang patut kita apresiasi saat ini. Kita berterimakasih kepada Pastor Yohanes atas pengabdiannya,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa museum yang sudah ada hari ini bukan sekedar tempat menyimpan barang.
“Tapi ini menjadi ruang hidup bagi generasi yang akan datang, menjadi tempat menyaksikan kearifan leluhur dimasa lalu, sebagai sarana edukatif dan menjadi warisan bagi kepulauan Nias dan Indonesia,” sebutnya.
Mewakili tokoh masyarakat, Ketua DPRD Kota Gunungsitoli, Adrianus Zega, mengatakan kehadiran museum ini memberikan kita kesempatan untuk tidak kehilangan identitas di tengah era globalisasi.
“Museum ini adalah benteng generasi muda kita untuk mengenal nilai-nilai kearifan leluhur kita di masa lalu dan menjadi kebanggaan di masa yang akan datang,” ujarnya.
Ia mengharapkan dukungan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk mendukung dan memberi perhatian pada museum ini ke depan.
“Kita harapkan dukungan dari pemerintah, dan perhatiannya kepada museum ini ke depan,” harapnya.
Pada rangkaian acara ini, Pastor Yohanes diusung dari Omo Bale munuju lokasi acara diiring dengan Tari Hiwo, sanggar museum pusaka Nias. Kemudian dilanjutkan dengan dikenakan Baru Luo Sihandro Tano.
Selain itu, juga dilakukan mini tour dari ruang pameran – (Bintang Laut) menuju rumah adat Bawolato – Omobale.
Acara yang dimulai pukul 18.00 Wib sampai dengan 21.30 Wib diisi berbagai atraksi seni budaya, juga turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumatra Utara, Yudha Pratiwi Setiawan, Forkada Se-Kepulauan Nias, Kepala ATR/BPN Kabupaten Nias, pimpinan Forkopimda, FKUB, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para tamu undangan lainnya.(TKPD)
#NiasBaratCerah.
#NiasBaratBersinar






















